Saturday, February 27, 2016

Servis Motor Tidak Perlu Ribet dengan Honda Home Service

Kita tentu pernah mengalami masalah dengan sepeda motor ketika hendak berangkat atau pulang kerja, atau pada saat sedang berada di perjalanan, sedangkan letak bengkel terdekat cukup jauh dari lokasi kita. Rasanya gimana? Galauu ... Mamen . Kita pasti berharap, ada bengkel motor di dekat kita, atau ada seorang "pahlawan" yang bersedia datang melakukan perbaikan, tanpa kita harus repot-repot "menyeret" motor ke bengkel. Belum lagi keterbatasan waktu yang kita hadapi jika harus menunggu motor diperbaiki di bengkel.

Naah, .... ada kabar gembira yang bisa menjawab kegalauan para pemilik motor Honda tentang masalah itu. Dengan dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan layanan servis untuk konsumen yang memiliki keterbatasan waktu atau berada dalam kondisi darurat seperti macet atau kecelakaan, PT MPM Distributor sebagai distributor resmi suku cadang Honda baru-baru ini meresmikan sebuah layanan inovatif yang disebut Honda Home Service atau Home Service AHASS.

Apa sih Honda Home Service itu? Honda Home Service adalah sebuah layanan servis atau perawatan motor Honda yang bisa dilakukan di alamat yang diberikan konsumen. Jadi, dengan "mobile service", atau servis "panggilan" ini, motor bisa diservis di rumah atau instansi konsumen, tanpa harus repot-repot membawanya ke bengkel.

Dengan layanan servis "jemput bola" seperti ini, servis motor Honda yang selama ini terkenal mudah menjadi semakin mudah. Sekarang, konsumen memiliki semakin banyak pilihan cara servis. Mereka tinggal memilih mau servis motornya di mana, bisa di bengkel AHASS, di rumah, atau instansi tempatnya bekerja. Layanan Honda Home Service ini memang bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam melakukan servis atau perbaikan terhadap motornya.

Layanan Honda Home Service ini ternyata mendapat sambutan hangat dari konsumen. Menurut mas Catur yang bekerja di dealer Dunia Motor Probolinggo, untuk bulan Januari 2016 saja, dealer Honda yang beralamat di Jalan Raya Soekarno-Hatta no. 18-20 Probolinggo ini sudah membukukan 200 orang konsumen yang telah memanfaatkan layanan ini. Dari jumlah tersebut, kebanyakan berasal dari daerah Kabupaten Probolinggo yang memang terletak jauh dari pusat kota. Dua orang di antaranya bahkan berasal dari Jember dan Mojokerto, yang tiba-tiba mengalami masalah dengan motornya ketika sedang melintasi Probolinggo.


Pengenalan Honda Home Service di forum Honda Blog Community Jatim (Malang, 21 Februari 2016)

Bagi konsumen, keuntungan memanfaatkan layanan ini adalah mereka tidak perlu lagi repot-repot membawa motor ke bengkel, dan bisa leluasa melakukan aktifitas lainnya sambil menunggu motor selesai diperbaiki. Wiwin Silowati, salah seorang konsumen yang memanfaatkan layanan Honda Home Service ini, ketika diwawancarai oleh penulis, mengatakan, "Wah, layanan ini memang sangat memudahkan. Rumah saya (Wonomerto, red) jaraknya sangat jauh dari dealer AHASS. Siapa yang mau mengantar motor saya ke sana? Untung, Honda sekarang sudah punya layanan seperti ini."


Ditinjau dari sisi layanan purna jual atau bahasa kerennya "After Sales Service", layanan Honda Home Service ini bisa dibilang merupakan terobosan jitu untuk memanjakan konsumen. Layanan yang menjadi pionir dan sampai sekarang masih belum dimiliki pabrikan motor lainnya ini memang memberikan kemudahan bagi konsumen untuk merawat atau memperbaiki motornya. Cukup dengan menghubungi Dealer AHASS yang memiliki tim Honda Home Service, tim montir Honda sudah siap untuk datang dan memperbaiki atau mengevakuasi motor di alamat yang dikehendaki konsumen. Untuk area Probolinggo, layanan Honda Home Service ini bisa anda dapatkan di dealer Dunia Motor, dengan menghubungi nomer telpon 082331043818 atau 0335-423777.


Armada Honda Home Service Dunia Motor

Bagaimana dengan biayanya? Jangan kawatir tentang biaya, wahai para Pembaca yang budiman. Sebagai contoh, di dealer Dunia Motor Probolinggo, anda hanya akan dikenakan biaya servis seperti biasa, plus pembelian atau penggantian suku cadang jika memang diperlukan, serta biaya transport sebesar Rp. 5000 sampai Rp. 15,000, tergantung jarak menuju lokasi. Biaya sebesar itu kurang lebih sama dengan biaya yang harus kita keluarkan jika harus membawa motor ke bengkel.


Mudah, juga murah bukan? Terobosan inovatif yang bertujuan untuk memanjakan dan meningkatkan kepuasan konsumen ini memang patut diacungi jempol. Di saat pabrikan lainnya sibuk untuk selalu dan semakin berada di depan, Honda justru memfokuskan diri agar selalu bisa SATU HATI dengan konsumennya. Salut.

Salam Satu Hati.

Monday, February 1, 2016

Menjelajah Lombok dan Sumbawa dalam 9 Hari - Part 2

Sabtu 26 Desember 2015, merupakan hari terakhir buat Bro Budi untuk bisa menikmati keindahan pulau Lombok. Pagi itu, kami diantar oleh bro Cahyo dan Rikan menuju pantai Kuta di Lombok Tengah. Keindahan pantai itu benar-benar memukau. Menurut saya pribadi, itulah salah satu dari pantai terindah yang pernah saya kunjungi. Hamparan pasir putih membatasi laut dengan gradasi warna yang sangat indah mulai dari hijau, biru muda, hingga biru tua di teluk yang tenang, merupakan tempat yang tepat untuk berfoto-ria mengabadikan keindahan alam. Tak hanya kami yang narsis, motor kami, si Rebel dan si Putih, juga ga mau kalah ikut-ikutan narsis :D

Rebel di pantai Kutta, Lombok

Pulang dari pantai Kuta, kami menyempatkan diri untuk berhenti di Desa Sasak, Sade, di Rembitan. Disitu kami bisa melihat secara langsung rumah adat asli Lombok yang tersusun dari dedaunan. Konon, untuk menghindari masuknya ular atau binatang lainnya, suku Sasak membersihkan lantai rumahnya dengan menggunakan kotoran sapi. Anehnya, bau tidak sedap dari kotoran sapi sama sekali tidak tercium.

Sabtu sore, duet si Rebel dan si Putih kali ini harus berakhir. SI Putih harus ikut majikannya kembali ke Jawa karena hari Senin sudah harus masuk kerja. Sedangkan si Rebel kayaknya masih ingin ngeluyur. Hari itu juga saya memutuskan untuk melanjutkan "solo" riding ke pulau Sumbawa, terdorong oleh rasa penasaran mencicipi aspal pulau Sumbawa.

Sabtu malam, pukul 22.00 wita, si Rebel untuk pertama kalinya menjejakkan rodanya di aspal pulau Sumbawa. Hujan turun cukup deras saat itu, hingga kami terpaksa berhenti di emper sebuah bangunan untuk memasang jas hujan. Sensasi berkendara di tengah hutan menjelang tengah malam bukan pertama kali itu kami rasakan. Akan tetapi, berbagai macam pikiran yang bersumber dari kebutaan kami terhadap medan cukup mengganggu kami waktu itu. Ditambah dengan hujan yang cukup lebat, dengan diselingi petir sesekali, membuat kami merasa tengah berakting di sebuah film horror. Sesuai rekomendasi Masbro Cahyo H-Mer, kami akhirnya bisa bertemu Bang Ames yang kebetulan sedang pulkam dan beristirahat di tempatnya di daerah Utan malam itu. Alhamdulillah, kami merasa seperti "diselamatkan" waktu itu. :D

Minggu 27 Desember 2015, seusai sarapan, kami dan keluarga Bang Ames harus berpisah. Bang Ames harus kembali ke Lombok, dan kami harus melanjutkan perjalanan menuju Bima. Atas saran Bang Ames, kami diharuskan menunggu selama beberapa saat setelah dia pergi. Menurut mitos setempat, jika dua orang hendak pergi menuju arah yang berlawanan, sebaiknya tidak dilakukan dalam waktu bersamaan. Karena itu, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat sekitar 1 jam setelah keberangkatan Bang Ames.


Pukul 8.30 wita, si Rebel kembali menapakkan rodanya di aspal jalur lintas Sumbawa. Kami menemukan nuansa yang jauh berbeda daripada yang kami dapatkan malam sebelumnya. Jalanan yang mulus, dengan lalu lintas yang bisa dibilang sepi, berliku-liku menyusuri pantai dan menembus pebukitan, benar-benar merupakan surga bagi para riders. Tidak ada yang menjadi batasan bagi para riders di sini selain batas kemampuan serta daya tahan motor dan dirinya sendiri.

Kira-kira pukul 09.30, kami sampai di Sumbawa Besar. Ketika mendapati sebuah Apotik dengan beberapa tempat duduk di depannya yang tampak seperti tempat rehat yang ideal, saya memutuskan untuk rehat sejenak. Sambil beristirahat, saya mencoba mengkontak Bang Irwan Summers, untuk sekedar ngopi bersama. Beberapa kali saya telpon tetapi tidak ada jawaban. Sembari berpikir kemungkinan besar Bang Irwan masih tidur sehabis begadang Malam Mingguan, sayapun melanjutkan perjalanan menuju Bima.


Bersama Bro Budi, Bro Cahyo, & Bro Rikan (H-Mer Lombok) di Desa Sasak, Sade, Lombok

Rehat sejenak di depan Kantor Bupati Sumbawa